x Klub Sastra Bentang: [B] Kimya, Perjalanan Mencari Cinta

Monday, June 27, 2005

[B] Kimya, Perjalanan Mencari Cinta



Judul Buku : Kimya Sang Putri Rumi
Pengarang : Muriel Maufroy
Penerbit : Penerbit Arasy
Cetakan : I April 2005
Tebal : 531 halaman
Kontributor : Her

Beberapa bulan sebelum dia lahir, seorang pengelana misterius singgah di rumah ibunya, di sebuah desa di lereng pegunungan Taurus, Anatolia (Turki sekarang). Sang pengelana meramalkan. "Bayi ini akan tumbuh menjadi anak perempuan," katanya sambil menunjuk perut ibunya. "Namanya Kimya. Masa depan gemilang menantinya."

Delapan tahun kemudian, Kimya tumbuh menjadi anak yang aneh dan cerdas. Tidak seperti anak-anak seusianya, bahkan berbeda dengan dua kakaknya yang lebih suka bermain-main, Kimya kerap kelihatan menyendiri. Kimya juga sering menghilang ketika sedang bermain dengan kakak dan teman-temannya.

Dari seorang pengelana lain bernama Ahmed, Kimya belajar menulis dan bahasa Persia. Dan seorang pater Katolik, menjelang kematiannya, berwasiat agar Kimya dikirim ke Konya, untuk dididik di sebuah biara. Namun nasib membawanya bertemu seorang lelaki berjubah biru dan berserban kelabu, yang sosoknya memancarkan kehangatan dan kebaikan meskipun tatapan matanya tajam dan waspada. Itulah sosok yang kerap hadir dalam mimpi Kimya selama ini.

Dari sudut-sudut jalanan, orang-orang bermunculan, setengah berlari, sebagian lagi bertepuk tangan. Anak-anak menjerit memanggilnya: "Maulana, Maulana!"

"Maukah kau tinggal bersamaku?" tanya Maulana. Kimya tidak terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia sudah bermimpi berkali-kali. Dan semenjak itu, Kimya tinggal bersama Maulana. Kita lebih mengenalnya dengan nama Jalaluddin Rumi.

Seperti yang dialaminya sejak kecil, di rumah Maulana pun, tinggal bersama ibu angkatnya, Kerra, dan anak-anak Maulana lainnya, Kimya kerap menjumpai berbagai keanehan yang membuat jiwanya terguncang. Namun keluguan jiwa remajanya seakan menjadi penawar yang sangat mujarab sehingga dia mampu menampung, mengendapkan, dan menerima berbagai keanehan itu secara wajar.

Makin lama Kimya mulai memahami makna berbagai keanehan yang dialaminya. Juga keanehan puncak yang dia rasakan setelah bertemu dan kemudian menikah dengan Syam, sahabat spiritual tercinta Maulana. Keduanya, Maulana dan Syam, hanya mengajarkan satu kata kepada Kimya: Cinta. Tentu saja: Cinta yang mengatasi cinta. Cinta kepada Allah.

Kimya Sang Putri Rumi (diterjemahkan dari Rumi's Daughter) karya Muriel Maufroy ini memang novel sejarah yang sarat dengan muatan sufistik. Peristiwa sejarah, imajinasi, dan hasrat dijalin ke dalam sebuah narasi yang menggairahkan dan mencerahkan.

Gaya pengisahannya yang mengalir seperti dongeng, tapi sekaligus merangsang pemikiran, bisa dibandingkan dengan novel The Alchemist karya Paulo Coelho. Namun melalui novel ini pula, Maufroy (lahir dan besar di Prancis, kemudian tinggal di London, pernah menjadi jurnalis di BBC world Service, dan melakukan studi Persia di School of Oriental and African Studies) memberikan gambaran yang segar mengenai sosok Rumi, terutama dari perspektif seorang perempuan.

Sayang hasil penerjemahan buku ini kurang begitu mulus. Terutama menyangkut kata ganti he dan she, bahkan juga he dan him atau she dan her, yang kerap diterjemahkan menjadi dia saja meskipun dalam satu kalimat dan merujuk kepada orang yang berbeda. Di sana-sini, kata ganti dia kerap membuat bingung karena tidak jelas merujuk kepada siapa. Pembaca selalu tersendat kalau menemukan kalimat seperti ini. Dan itu sering terjadi.