x Klub Sastra Bentang: November 2005

Monday, November 28, 2005

[B] Laskar Pelangi



Judul: Laskar Pelangi
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tebal: 529 hal
ISBN: 979-3062-79-7


Kami sangat menyukai pelangi. Bagi kami pelangi adalah lukisan alam, sketsa Tuhan yang mengandung daya tarik mencengangkan. Tak tahu siapa di antara kami yang pertama kali memulai hobi ini, tapi jika musim hujan tiba kami tak sabar menunggu kehadiran lukisan langit manakjubkan itu. Karena keragaman kolektif terhadap pelangi maka Bu Mus menamai kelompok kami Laskar Pelangi. (hal 160)

Masa kecil selalu indah untuk dikenang. Tanpa disadari apa yang kita alami di masa kecil akan membentuk kita pada hari ini. Apa yang kita lakukan hari ini, bagaimana cara pandang hidup kita terhadap hidup ini, semua terbentuk saat masa kecil. Novel ini diangkat dari memoar masa kecil penulisnya – Andrea Hirata – atau tokoh Ikal dalam novel ini yang dengan apik mengolah pengalaman masa kecilnya bersama Laskar Pelangi menjadi suatu novel yang memikat dan menyentuh secara emosional bagi siapapun yang membacanya

Laskar Pelangi bertutur tentang petualangan kesebelas anak kampung Melayu Belitong yang hidup dalam kemelaratan. Mereka secara tidak disengaja dipersatukan ketika sama-sama memasuki bangku sekolah di kampungnya. Novel ini diawali dengan kisah dramatis penerimaan murid baru di sekolah miskin SD Muhammadiyah yang merupakan satu-satunya sekolah yang ada di kampung tersebut. Sebuah sekolah yang terpinggirkan dan hampir saja ditutup jika tak memenuhi kuota menerima 10 orang murid SD di tahun ajaran pertamanya. Pada detik-detik terakhir menjelang batas waktu penerimaan murid baru usai kuota itu belum juga terpenuhi, para guru dan calon murid yang menunggunya sudah siap menelan kekecewaan tak bisa bersekolah karena sekolahnya akan ditutup.. Untunglah di detik-detik terakhir muncul seorang calon murid yang memungkinkan sekolah tersebut bisa terus berjalan.

Kesepuluh anak inilah yang merupakan cikal-bakal terbentuknya Laskar Pelangi. Sembilan tahun bersama –sama (6 tahun SD dan 3 tahun SMP) dalam kelas dan bangku yang sama membuat ikatan persahabatan diantara mereka semakin erat, begitupun ikatan dengan guru dan sekolahnya yang membuat mereka saling melengkapi dan dengan kreativitasnya masing-masing membela dan memperjuangkan sekolah mereka dari pandangan rendah sekolah-sekolah lain diluar kampung mereka yang telah mapan. Keragaman karakter Laskar Pelangi yang terjaga kekonsistenannya hingga akhir cerita membuat alur cerita dalam novel ini semakin menarik. Sebut saja tokoh Lintang si super jenius, Mahar sang seniman, Flo anak tomboi gedongan yang memutuskan untuk bergabung dengan Laskar Pelangi, Sahara gadis yang judes, Kucai yang bercita-cita jadi politikus, Samson yang perkasa, Syahdan yang ingin jadi aktor Akiong yang pengugup, Harun "anak kecil yang terperangkap dalam tubuh dewasa", Trapani, pria yang tampan dan lembut, Borek si pengacau, dan Ikal si pemimpi yang merupakan tokoh yang bercerita dalam novel ini.

Memang tak semua anggota Laskar Pelangi mendapat porsi yang sama kemunculannya dalam novel ini, selain Ikal si pencerita tokoh Lintang mendapat porsi yang cukup banyak. Lintang si anak kuli kopra yang jenius yang harus bersepeda sejauh 80 klilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu membuat pembaca novel ini termotivasi semangatnya untuk terus mengejar ilmu tanpa menyerah. Berkat kejeniusannya Lintang kelak akan mengharumkan nama sekolahnya dalam lomba cerdas cermat yang diikuti oleh sekolah-sekolah terkenal di sekitar kampungnya.

Lalu ada tokoh Mahar seorang anak yang imajinatif, kreatif yang walaupun sering mendapat ejekan dari teman-temannya namun berhasil mengangkat derajat sekolahnya dalam karnaval 17 Agustus. Selain itu kesembilan orang Laskar Pelangi yang lain pun dalam novel ini dikisahkan begitu bersemangat dan berjuang dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita.

Keseluruhan kisah Laskar Pelangi ini tersaji dengan sangat memikat. Pembaca akan dibuat tercenung, menangis dan tertawa bersama kepolosan dan semangat juang para Laskar Pelangi. Namun tak hanya itu saja, novel ini juga sangat berpotensi untuk memperluas wawasan pembacanya. Deskripsi lingkungan Kampung Melayu Belitong yang dideskripsikan secara jelas dan memikat membuat pembaca novel ini akan mengetahui kondisi lingkungan dan kondisi sosial budaya masyarakat Kampung Melayu Belitong yang hidup dibawah garis kemiskinan yang ironisnya ternyata hidup berdampingan dengan komunitas masyarakat gedong PN Timah yang hidup dengan segala kemewahan dan fasilitas yang lebih dari cukup.

Novel ini juga memuat glossarium lebih dari seratus entri yang sebagian besar berisi entri nama-nama latin tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral yang ada dalam perut bumi, makanan, istilah ekonomi, budaya dan lainnya.

Dari segi alur cerita novel ini sepertinya akan memikat pembacanya untuk segera menyelesaikan novel inspiratif ini. Kalimat-kalimatnya enak dibaca dan mengalir secara lancar. Namun kemunculan nama-nama latin dari tumbuh-tumbuhan sepertinya akan membuat kelancaran membaca novel ini menjadi sedikit tersendat. Selain itu eksplorasi tokoh Lintang yang jenius disaat berdebat dengan seorang guru dari kota pada saat lomba cerdas cermat terasa tidak logis bagi seorang anak SMP karena di bagian ini Lintang dengan fasih memaparkan prinsip-prinsp optik Descrates, Newton, sampai Hooke. Namun karena kisah ini dikemas dalam bentuk fiksi maka batas antara fakta dan fiksi kiranya tak perlu diperdebatkan.

Pada intinya novel Laskar Pelangi menyampaikan pesan mulia bahwa kemiskinan bukanlah alasan untuk berhenti belajar dan bukan tak mungkin sebuah sekolah kecil dengan segala keterbatasannya ternyata mampu melahirkan kretaivitas-kreativitas yang melampaui sekolah-sekolah favorit yang telah mapan baik dari segi fisik maupun pengajarannya.

Selain itu kehadiran Novel Laskar Pelangi ini setidaknya akan membuktikan bahwa penulis lokal mampu menghasilkan sebuah novel yang menggugah dan inspiratif yang selama ini sepertinya didominasi oleh penulis-penulis asing.

@h_tanzil

Monday, November 21, 2005

[BukuBaru] Gadis yang Menikahi Seekor Singa



Judul Buku: Gadis yang Menikahi Seekor Singa
Penulis: Alexander McCall Smith
Tebal: xiv+198 halaman
Cetakan: Pertama, November 2005
Format: 13 cm x 20,5 cm
ISBN: 979-3062-81-9

SINOPSIS

Dari fabel sampai kekuatan misterius yang tersembunyi di dalam bumi, koleksi ini menunjukkan kekayaan dan keragaman cerita rakyat Afrika dan keajaiban dari akar spiritual Afrika.

Sederhana, mengejutkan, dan meggelitik, dongeng-dongeng yang dikisahkan ulang secara indah ini mengukuhkan keahlian bercerita Alexander McCall Smith dan kecintaannya pada Afrika, dengan kesegaran dan vitalitas yang sama dengan yang terkandung dalam idiom-idiom aslinya.

KOMENTAR

"Prosa penulisnya memiliki nilai-nilai kesederhanaan, eufoni, dan presisi... Ini adalah sebuah seni yang mengandung nilai seni. sudah lama sekali saya tidak membaca sesuatu yang menimbulkan kepuasan murni seperti ini." Sunday Telegraph

Wednesday, November 09, 2005

[Kuis] Laskar Pelangi (November 2005)

Temans,

Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka) kembali mengadakan kuis mengomentari
buku. Kali ini buku yang harus dikomentari adalah Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

Seperti sebelumnya, syarat mengikuti kuis ini masih sama, yaitu :

1. Peserta kuis harus sudah terdaftar sebagai anggota milis Klub Sastra
Bentang. Bagi yang belum menjadi anggota, dapat segera mendaftarkan diri
dengan mengirimkan email kosong ke klub-sastra-subscribe@yahoogroups.com atau pake form disebelah kanan halaman ini juga bisa.

2. Panjang komentar 500 - 1000 karakter.

3. Komentar dikirimkan ke klubsastrabentang@yahoo.com

4. Kuis dibuka 14 November 2005 dan ditutup tgl 4 Desember 2005

5. Pemenang kuis akan diumumkan di milis Klub Sastra Bentang.

6. Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari 1 komentarnya.

7. Hadiah bagi pemenang adalah berlangganan gratis buku-buku terbitan
Bentang selama 3 bulan.

Gampang kan? Cuma nulis komentar aja kok, bukan resensi buku. Nah, jadi
buruan deh ikut! Novelnya sudah bisa dibeli di toko-toko buku dari sekarang.
Selamat berlomba!

Salam

Tuesday, November 01, 2005

[Info] Pemenang Kuis Oktober 2005

Berdasar dengan penilaian yang adil, merata dan tak pilih kasih disertai dengan pertimbangan yang mendalam, maka diputuskan pemenang Kuis Bulanan (Komentar Buku) untuk Bulan Oktober 2005 adalah saudara Hermawan Aksan.

Pemenang berhak mendapatkan buku terbaru terbitan Bentang dalam masa 3 bulan mendatang. Selamat buat bung Hermawan. Yang lain jangan kecil hati ya...:)

Berikut komentar yang bung Hermawan kirimkan:

Buku ini memperkaya genre cerita detektif, melengkapi yang sudah mendunia macam karya Agatha Christie. Namun buku ini unik. Kisahnya bukan cuma ihwal kehebatan seorang detektif dalam memecahkan kasus-kasus. Lebih luas, buku ini juga berkisah tentang kehidupan, dengan nilai filosofis yang cukup dalam. Sang detektif, Mma Ramotswe, wanita gemuk berusia 35 tahun ("gemuk itu cantik"), pun sesekali tampil tidak sebagai seorang yang cemerlang. Ia sempat gagal memecahkan kasus. Jadi, terkesan lebih manusiawi. Lokasi cerita di Botswana (padang rumput, gurun, ular mamba, teh redbush) juga membawa suasana eksotis. Meski kadang meloncat-loncat, alur ceritanya lancar, dan menjadi lebih segar dengan gaya bercerita dan diksi berbumbu humor (walau kadang humor pahit). Sayang masih ada terjemahan yang mengganggu. Pola Dia membalas tatapannya masih cukup banyak. Pada satu kalimat, kata ganti orang ketiga mestinya menunjuk satu, bukan dua orang.

Tak rumit tho komentarnya? Masak yang lain tak bisa?....:)